"Dan siapkanlah kekuatan untuk menghadapi mereka menurut kesanggupan kamu, dan pasukan berkuda diperbatasan, untuk menggentarkan musuh Allah dan musuh kamu, dan yang lain disamping mereka yang tidak kamu ketahui, (tetapi) Allah mengetahuinya. Dan apa-apa yang kamu nafkahkan di jalan Allah, niscaya akan dibayar cukup kepada kamu, dan kamu tidak dirugikan" Ayat 60 Surah Al-Anfal

Ustaz Hanafi

Perlantikan Marwi TIDAK SAH


Rakaman Penyerahan Mandat Guru Utama antara Pak Ak dengan Md Radzi


Makan Malam Bersama Guru Utama


Ahad, 16 September 2007

7 Penyakit Hati Para Pengamal Beladiri

Assalammualaikum...

Terlebih dahulu selamat menyambut bulan ramadhan dan berpuasa. Tajuk blog kita hari ini mungkin agak panas atau hangat tapi terimalah hakikat kalau ada sesetengah pengamal beladiri (maaf) memiliki sifat-sifat ini. Haruslah dibuang jauh agar kita dapat memperkembangkan seni budaya pusaka bangsa dengan rasa syukur dan perpaduan. Agar apa yang diperjuangkan tidak menjadi sia-sia dan dapat menjadi sebagai wadah menyalurkan idea bijaksana kepada jalan yang baik. Tajuk ini bukanlah saya yang reka tetapi tajuk ini saya ambil dari blog seorang pencinta beladiri dari seberang yang seharusnya boleh kita jadikan teladan. Sebelum itu ingin saya tegaskan, apa sahaja seni beladiri yang ada di muka bumi ini adalah baik. Nak kata siapa pantas, teknik berkesan, pukulan rahsia rasanya semua ada. Cuba janganlah kita membangga -bangga sehingga jatuh kepada taksub akan satu perguruan, buah, pukulan, jurus dan sebagainya sehingga boleh mencaci seni beladiri yang lain. Akhirnya akibat mulut badan binasa. Permusuhan menjadi satu matlamat dalam mengembangkan perguruan siapa menang dialah hebat. Sedangkan kita lupa bahawa ada lagi Maha Kuat dan Maha Mengetahui.

Apakah yang dikata 7 penyakit hati yang sering menyerang kepada seniman beladiri khususnya yang menganggap diri mereka pendekar. Dihuraikan disini (Ayat ini asalnya indonesia)

1. Merasa alirannya paling hebat.
Entah kenapa, penyakit hati yg satu ini merupakan penyakit yg paling banyak diidap oleh para seniman beladiri. Tidak pandang bulu, penyakit ini boleh menyerang mulai dari peringkat asas hingga guru besar suatu seni beladiri. Para peringkat permulaan mungkin lebih terbuka menyatakannya (cakap besar, menjelekkan aliran lain dll), sementara para guru besarnya menanamkan kesombongannya dalam hati atau menunjukannya secara tidak langsung.

2. Tidak mau berpikiran terbuka

Berkaitan dengan penyakit yg pertama, penyakit yg kedua ialah tidak mau berpikiran terbuka. Karena merasa alirannya paling hebat, paling lengkap, dan paling mantap, banyak orang yg untuk melirik konsep beladiri lain pun enggan. Kalaupun mempelajari konsep beladiri lain, biasanya selalu diakhiri dengan kutuk-mengutuk/menjelek-jelekannya. Seniman beladiri yg terkena penyakit ini tidak akan pernah mau mempelajari seni beladiri lain, ataupun mengakui keunggulan seni beladiri lain.

3. Mengandalkan mitos atau kesaktian pendahulu.
Penyakit ini biasanya muncul ketika sang seniman beladiri diminta untuk menunjukan kemampuannya. Ahli-ahli menunjukan kemampuannya, ia malah berapi-api mendongengkan mitos atau kebolehan para pendahulu perguruannya, guru besarnya, leluhurnya, nenek moyang guru dll.

“Saya kalau boleh mahu saja masuk gelanggang sparring, tapi kalau saya pakai pukulan tenaga dalam saya, saya khuatir kepala lawan saya pecah berderai.”

“Saya belum lagi boleh terbang, tapi mahaguru saya dikatakan boleh berterbangan bersama burung-burung di hutan. Menurut tok guru, saya perlu 30 tahun lagi latihan jurus burung ini agar boleh terbang seperti guru saya itu”.

4. Berusaha lari dari kenyataan
Ada 2 kenyataan yg berusaha keras dihindari oleh orang yg terkena penyakit ini:

1) Cross-Training,
2)Sport.

Penyakit yg satu ini menghambat otak untuk boleh menerima kenyataan bahwa dalam pertarungan tangan kosong paling tidak ada 4 jarak yg harus dikuasai: jarak tendang, jarak pukul, clinch, dan ground fighting. Adalah sebuah kenyataaan bahwa satu beladiri lebih kuat dalam satu jarak pertarungan dibanding beladiri lain. Nah, untuk bisa menguasai 4 jarak tsb, tentunya orang harus besar hati untuk melakukan cross-training. Namun demikian, orang yg terinfeksi penyakit ini akan setengah mati berusaha berargumentasi bahawa cross-training tidak perlu dan bahwa beladiri-nya sudah lengkap dan paling hebat.

Kalau sudah tertular penyakit yg satu ini, unsur sport akan membuat sang seniman beladiri demam panas dingin dan susah mahu tidur. Seniman beladiri yg terinfeksi penyakit ini akan lebih senang kalau kemampuannya tidak terukur dan tetap menjadi mitos. Kaedah latihan yg sportif seperti sparring, performance games dll menjadi suatu igauan yg menakutan buat mereka. Biasanya mereka akan membuat alasan bahwa mereka latihan untuk pertarungan di jalan, sehingga teknik mematikan mereka tidak boleh sembarangan diajar kepada orang lain atau yang belum sampai ketahap itu.


5. Menjadikan teknik-teknik curang sebagai solusi sapu jagat
Roy Harris pernah bercerita bahwa betisnya pernah digigit dalam sebuah sparring ketika melakukan kuncian armbar. Yang dilakukan Roy Harris adalah sit-up, dan meremas kemaluan dari si lawan. Secara otomatiknya beliau menjerit dan melepas gigitannya, dan kuncian pun dilanjutkan.

Saya juga punya pengalaman soal ini. Di sebuah dojo, saya pernah sparring melawan seorang mahasiswa belanda keturunan Iran. Ia adalah seorang praktisi seni beladiri tradisional. Dia meminta sparring karena ia kurang setuju soal pentingnya belajar ground fighting. Sparring berjalan singkat, saya berhasil menjatuhkannya, dan memegang dagunya dalam kuncian “Death Grip”, agak-agak mirip jurus “putar kepala” dalam silat.

Karena saya tahu dia tidak mengerti soal tap-out, maka saya lepas kuncian itu.

“I just break your neck” saya bilang

“Yes, but if you break my neck I will bite your hand” sanggahnya

“No comment” kata saya sambil geleng-geleng.

Menggigit, mecolok mata, atau menendang kemaluan merupakan suatu penyelesaian sapu jagat bagi seniman beladiri yg terinfeksi penyakit ini. Untuk menghindari kenyataan, orang yg terinfeksi biasanya berdalih bahwa mereka bisa melakukan teknik-teknik curang untuk bisa mengalahkan orang lain, sehingga mereka tidak perlu berlatih keras secara sportif untuk menguasai berbagai jarak pertarungan Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa seorang fighter yg terlatih bisa juga melakukan teknik-teknik curang tsb, bahkan lebih besar peluangnya karena mereka terlatih untuk bertarung under-pressure.

Bruce Lee juga dalam satu pertarungannya dengan seorang ahli jodo telah menggunakan teknik gigitan apabila beliau menemui jalan buntu apabila kaki dan tangannya telah dikunci oleh omputeh. Justeru itu omputeh membuka kuncian dan melepaskan bruce lee dari kuncian. Antara senjata yang paling ampuh ialah gigitan manusia. Yang tidak diajar mana-mana dalam seni beladiri tetapi rasanya tindakan tersebut adalah untuk melepaskan diri. Semua orang pun tahu.


Untuk lebih jelasnya boleh baca ulasan soal ini di:
http://jalanpetarung.blogspot.com/2006/01/artikel-royce-gracie-aji-susilo.html

6. Berusaha keras untuk terlihat bijak
Terlihat bijak merupakan satu hal yg sama sekali jauh berbeza dengan bertindak bijak. Jelas film-film Kungfu punya pengaruh besar dalam hal menyebarnya penyakit hati “berusaha keras untuk terlihat bijak” ini. Seorang ahli beladiri haruslah misterius, tidak pernah memberi penjelasan yg blur, penuh tanda-tanda tersirat dll.

Dalam sebuah forum diskusi beladiri di internet, saya menemukan sebuah diskusi yg terkait dengan penyakit ini.

Pertanyaan: Saya selalu dibuli oleh kawan-kawan saya. Seringkali mereka sudah melampaui batas batas. Saya ingin berdiri menghadapi mereka. Saya sudah belajar beladiri X selama 3 tahun dan saya belum boleh berbuat apa-apa. Terakhir saya mencoba teknik beladiri yg saya pelajari saya bahkan dipukul lebih parah.

Jawaban: Saya adalah seorang ahli beladiri X. Kamu baru belajar 3 tahun, kamu belum tahu apa-apa. Pelajari terus dan pahami, nanti kamu juga akan mendapatkan inti dari beladiri itu.

Nah, ketepikan dulu bahwa permasalahan di atas lebih kompleks dari kelihatannya (harus lapor guru sekolah, atau bahkan polis dll). Coba lihat perilaku orang yg menjawab. Ia mencoba menjawab secara singkat, padat, misterius dan mencoba bermakna. Ia berusaha terlihat bijak seperti guru besar kungfu di film-film. He’s Infected!!!

HE WHO SPEAK DOES NOT KNOW
HE WHO KNOW DOES NOT SPEAK

Petua itu seakan ditaati sepenuh hati oleh para ahli seni beladiri. Semakin sedikit berbagi ilmu, semakin sedikit menjelaskan, semakin misterius, maka semakin menggambarkan ketinggian ilmu yg bersangkutan.

Tentunya jangan disamakan tindakan berusaha terlihat bijak dengan ilmu padi. Ilmu padi menekankan untuk bertindak bijak dengan rendah hati, bukan terlihat bijak dengan menutupi informasi.

Petua di atas sebenarnya ditulis oleh Lao Tze dalam kitab Tao Teh Cing. Ajaibnya, sang penulis petua sendiri gemar berbicara dan menulis buku berisi lebih dari 5000 kata tentang ajaran-ajarannya. Lao Tze telah bertindak bijak, ia membagi ilmunya, menjelaskan, dan memberikan arahan yg jelas dalam filsafat-nya.

Bertindaklah bijak, jangan berusaha terlihat bijak

7. Menjadikan seni beladiri sebagai agama
Ini termasuk penyakit yg paling bahaya. Orang yg terkena penyakit ini akan membela aliran beladirinya mati-matian. Seniman beladiri yg terinfeksi penyakit ini mengecam keras orang-orang yg melakukan cross-training seolah-olah orang itu layak masuk neraka karena berpindah-pindah agama.

Beladiri adalah science dan karenanya ia terus menerus harus dikoreksi dan diperbaharui.

Demikianlah huraian mengenai 7 Penyakit Hati Seniman Beladiri. Semoga para pembaca memahami dan berwaspada.

Sipetik dari blog :- http://jalanpetarung.blogspot.com

Ayat-ayat ini telah diedit untuk keselesaan para pembaca di Malaysia

Sabtu, 15 September 2007

Panduan Kesihatan di bulan Mubarakh

PANDUAN KESIHATAN DI BULAN RAMADAN

Oleh:

Mohamed Hatta Abu Bakar, HMD.

Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib bagi semua umat Islam yang berkuasa tanpa mengira lelaki, perempuan, tua ataupun muda sebagai menyempurnakan rukun Islam yang ketiga. Di samping menunaikan ibadat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan harapan ganjaran yang dijanjikan, melalui puasa individu muslim itu akan mendapat kekuatan spiritual dan latihan disiplin diri terhadap tuntutan nafsu.

Meskipun setiap orang berkewajipan menunaikan puasa dan janji-janji lipatan pahala Allah adalah besar, namun Islam memberi kelonggaran bagi orang-orang yang tidak mampu mengerjakannya. Di dalam ayat 184, surah al-Baqarah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “sesiapa daripada kamu yang sakit ataupun dalam perjalanan (musafir), bolehlah ia berbuka, kemudian wajiblah dia berpuasa sebanyak hari yang dibuka pada hari yang lain.”

Ayat di atas merupakan nas yang jelas tentang kekecualian yang diberikan terhadap orang-orang tertentu seperti para musafir dan orang sakit. Kekecualian seperti ini tidak harus digunakan bagi kepentingan peribadi dan duniawi. Bahkan mereka yang berupaya wajib menggantikan puasa yang ditinggalkan dengan cara berpuasa pada hari yang lain. Hanya bagi yang tidak berupaya langsung dibenarkan membayar fidyah.

Artikel ini sekadar membicarakan beberapa isu berkaitan masalah kesihatan dan penjagaannya dalam mengharungi bulan puasa agar kita dapat menyempurnakan ibadat yang mulia ini dengan baik. Terlebih dahulu ada baiknya kita bicarakan beberapa perkara berkaitan dengan rawatan, khususnya dalam perubatan moden.

Bagi penyakit akut, yang kadang-kadang datang dengan tiba-tiba dan memerlukan pengambilan ubat-ubatan secara oral, wajarlah pesakit mengambil ubat-ubatan yang dipreskripsi. Pesakit harus berbuka puasa sekiranya dengan berpuasa ia boleh menimbulkan komplikasi yang tidak diingini. Di antara penyakit-penyakit akut yang dimaksudkan ialah demam, batuk, sakit kepala, sakit perut dan seumpamanya.

Bagaimanapun, adalah baik sekali seandainya doktor perubatan boleh mengatur waktu supaya pesakit boleh terus berpuasa dan mengambil ubat di waktu berbuka atau sebelum imsak. Tetapi janganlah dengan sebab berpuasa menyebabkan penyakit pesakit menjadi lambat sembuh. Jikalau puasa mengganggu proses ke arah kesembuhan ataupun keadaan boleh memudaratkan si pesakit, pesakit harus mengambil ubat mengikut jadual dan menggantikan puasa di bulan yang lain.

Ada pesakit yang berpuasa dan menerima rawatan suntikan di mana ubat boleh diambil di waktu malam. Dalam hal ini suntikan ubat tidak membatalkan puasa. Bahkan pesakit boleh terus berpuasa walaupun dia dimasukkan air sodium chloride atau darah di hospital atas sebab-sebab kesihatan. Memasukkan bahan-bahan berkenaan berbeza dengan memasukkan sesuatu ke dalam rongga yang sudah tersedia.

Berkaitan dengan isu ini ialah rawatan penyakit mata seperti konjunktivitis. Terdapat di dalam rawatan moden dan homeopati di mana ubat diberi dengan cara menitiskan airnya ke dalam mata. Sekiranya rawatan ini dilakukan, jelas sekali ia membatalkan puasa kerana ia melibatkan memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan.

Bagi mereka yang mengidap penyakit-penyakit serius, keadaan yang menyebabkan mereka tidak boleh berpuasa mungkin disebabkan mereka terpaksa mengambil ubat-ubatan di dalam waktunya (termasuk sebelah siang) atau kemudaratan yang mungkin timbul kerana keadaan tubuh yang lemah atau berpenyakit. Bagi mendapatkan jawapan bagi persoalan sama ada mereka harus berpuasa atau tidak, perlulah si pesakit itu mendapat pandangan doktor dan ahli agama.

Di antara penyakit-penyakit serius mungkin termasuk pesakit jantung, pengidap AIDS, kanser, kencing manis, buah pinggang, epilepsi, asma, gastrik yang teruk, pendarahan dan lain-lain lagi. Komplikasi mungkin berlaku sekiranya mereka berpuasa berterusan selama sebulan. Umumnya mereka diberi keringanan meninggalkan puasa dengan menggantikannya pada bulan yang, melainkan mereka yang tidak boleh berpuasa langsung.

Kemungkinan memperoleh rawatan alternatif yang membolehkan seseorang itu berpuasa juga harus ditimbang sekiranya rawatan itu dapat membantu dan dapat memperbaiki keadaan kesihatan. Agama Islam tidak pernah membezakan di antara apa jua sistem rawatan yang wujud hari ini selagi ianya berkesan, tidak menyalahi akidah dan boleh membantu pesakit menjalani urusan harian atau beribadat. Kepercayaan bahawa setiap cabang ilmu itu datangnya daripada Allah subhanahu wa ta’ala adalah penting dalam memahami prinsip toleransi dalam memilih kaedah rawatan yang sesuai.

Seperkara lagi ialah berkaitan dengan prosedur diagnosis. Di dalam amalan perubatan moden terdapat bentuk-bentuk diagnosis yang mungkin membatalkan puasa. Sementara sebahagian daripada diagnosis itu pula boleh diatur terlebih awal. Di dalam hal ini, pesakit boleh merancang tarikh dan waktu diagnosis dengan doktor sekiranya kaedah diagnosis itu boleh membatalkan puasa.

Sebagai contoh ujian gastroskopi (gastroscopy), sigmoidoskopi (sigmoido-scopy) atau kolonoskopi (colonoscopy) adalah di antara kaedah diagnosis yang boleh membatalkan puasa. Sekiranya keadaan penyakit tidak mendesak, diagnosis boleh ditangguhkan atau dilakukan selepas bulan Ramadhan. Tetapi bagi kes-kes yang serius dan memerlukan tindakan segera, pesakit tidak harus menangguhkan temujanji yang telah dibuat. Puasa perlulah diganti pada hari yang lain.

Oleh kerana puasa merupakan suatu ibadat yang dijalankan untuk suatu jangka masa yang panjang, bukan sahaja persediaan rohani dan mental pesakit perlu kuat. Keadaan fizikalnya juga mesti kuat dan berdaya tahan. Kita selalu sebut bahawa salah satu implikasi positif puasa ialah dari segi memberi kerehatan yang cukup kepada sistem pencernaan. Demikian juga kepada anggota lain yang berhubungan secara tidak langsung. Ini ada benarnya.

Namun tanpa penjagaan kesihatan yang sempurna atau sikap mengambil berat terhadap pemakanan, seseorang boleh mengundang pelbagai penyakit di bulan puasa. Di antaranya ialah keracunan, cirit-birit dan taun. Ini berlaku kerana orang yang berpuasa memakan pelbagai jenis makanan dan membeli di gerai-gerai yang pemiliknya tidak peka tentang kebersihan. Lagi pun sebahagian daripada penjual di bulan puasa itu bukannya pernah menjadi peniaga melainkan di bulan puasa sahaja.

Selepas berlalu puasa selama beberapa hari, kerapkali ada pula aduan lain. Ini biasanya timbul daripada mereka yang mengalami masalah sembelit. Sememangnya sembelit merupakan satu masalah kesihatan yang lumrah, khususnya di bulan puasa. Ini berlaku apabila seseorang itu kurang meminum air dan alpa untuk mengambil makanan yang mengandungi serat. Sebaliknya makanan yang manis-manis sahaja yang dikejar sebagai juadah berbuka puasa.

Salah satu drama yang biasa menjadi buah mulut ialah serangan gastrik. Tetapi sebenarnya gastrik bukanlah sesuatu yang pelik. Oleh kerana pertukaran jadual makan, khususnya pada awal bulan puasa, memanglah ada orang yang perutnya sensitif akan merasa pedih bila tiba tengah hari. Kebanyakan individu menjadi biasa selepas beberapa hari. Bagi mereka yang tidak tahan dengan situasi berkenaan, terdapat beberapa kaedah untuk menghalang serangan sakit perut atau gastrik yang berkemungkinan besar diakibatkan oleh asid dalam perut. Di antaranya ialah dengan mengambil beberapa penawar homeopati dan biokimia tertentu.

Penyakit-penyakit lain yang kerap ditemui di sepanjang bulan Ramadhan ialah tonsilitis, syanker mulut, sakit kerongkong, batuk, selsema dan lain-lain. Ia boleh menyerang dengan mudah di bulan puasa bagi individu yang tidak peka dengan amalan kebersihan, makanan seimbang dan kesihatan. Apa lagi bagi mereka yang sudah sedia ada penyakit yang dihidapi secara berterusan.

Wanita yang hamil juga biasa mengalami masalah untuk meneruskan puasa. Masalah tersebut mungkin berkait dengan kesihatan diri ataupun bayi di dalam kandungan. Mereka yang mendapat alahan teruk ketika hamil seperti loya, muntah, sakit perut dan krem harus mendapatkan nasihat daripada pakar perubatan. Bagi wanita hamil, Islam telahpun menetapkan kaedah-kaedah tertentu yang mengizinkan ibu-ibu meninggalkan puasa dan menggantikannya di kemudian hari.

Bagi semua individu muslim, mustahak diingatkan bahawa setiap individu harus mengambil jumlah air minuman yang mencukupi di bulan puasa. Kurangkan amalan mengambil terlalu banyak minuman dan kuih-muih yang manis. Sebaliknya banyakkan meminum air suam atau air masak. Begitu juga, janganlah terlalu gelojoh dengan menyumbat sebanyak mungkin makanan sewaktu berbuka puasa.

Adalah berfaedah sekiranya anda dapat mengurangkan pengambilan minuman berkafein dan merokok. Banyakkan mengambil buah-buahan dan sayur-sayuran hijau. Buah-buahan seperti khurma, buah tin, prun dan limau amat baik dijadikan sajian berbuka puasa dan bersahur sebelum memakan nasi. Makanlah secukupnya di samping memberi ruang untuk kita bernafas dengan selesa.

Bagi mereka yang merasa makanannya tidak membekalkan zat atau vitamin yang mencukupi, ada baiknya mengambil pil-pil tertentu seperti tablet vitamin B2, vitamin C dan multivitamin ataupun multimineral. Beberapa panduan lengkap berkaitan pemakanan boleh dirujuk kepada pakar pemakanan dan kesihatan maupun hospital.

Bulan Ramadhan Bulan Muhasabah Diri


Pada dasarnya manusia dijadikan Allah dalam keadaan fitrah. Semasa membesar pendidikan yang diterima berbeza-beza mengikut faktor pendidikan yang diterima daripada ibu bapa dan keadaan persekitaran. Faktor-faktor ini mengubah dan menjejaskan fitrah kemanusiaan. Amat beruntunglah seseorang jika pendidikan dan tarbiyah yang diterima berpaksikan Al-Quran dan Sunnah Nabi saw. Sebaliknya amat rugilah jika amalan hidup bercanggah dengan kedua-dua peninggalan Nabi (Quran & Sunnah).

Allah amat mengetahui keadaan ini. Justeru, diwajibkan berpuasa setiap tahun bagi setiap individu sebagai satu cara untuk muhasabah, mengukur dan memeriksa diri sejauh mana ketaatan telah dilakukan dan sejauh mana kemaksiatan telah ditinggalkan. Introspeksi begini jarang dapat dilakukan di luar bulan puasa. Sebagaimana kenderaan perlu di'overhaul' setelah lama digunakan, begitulah manusia perlu di'overhaul' jasmani dan rohaninya melalui amalan berpuasa. Bulan puasa dalam aspek ini merupakan masa bagi umat Islam menjalani tarbiyah dan kursus pembinaan jasmani dan rohani berlandaskan syariat Islamiah supaya dapat menjalani hidup yang lebih sempurna pada masa hadapan.

Gangguan atau rintangan yang amat mencabar bagi setiap insan ialah syaitan. Syaitan ialah musuh manusia yang utama. Tugas utama dan 'core business' syaitan tidak lain tidak bukan hanya untuk menyesatkan manusia. Setiap detik kerjanya menjahanamkan manusia supaya akan terjun ke neraka seperti mana dirinya yang tiada harapan langsung masuk syurga. Dalam otaknya sudah disetkan begitu. Kita tidak perasan musuh kita yang halus lagi ghaib ini memasang pelbagai strategi untuk memukul kita, manakala kita pula asyik dilalaikan dengan pelbagai tugas, kerja dan amalan harian lain hingga terlupa makhluk syaitan ini hendak memerangkap kita. Nasib baiklah kita ada Allah yang boleh kita minta pertolongan.

Amalan puasa diwajibkan di antara lain ialah untuk memerangi syaitan. Selain berlapar atau menahan diri dari makan dan minum, kita juga dikehendaki puasakan pendengaran, penglihatan dan perkataan. Berlapar dengan tujuan menyempitkan perjalanan syaitan. Syaitan berjalan dalam diri kita melalui saluran darah. Dengan berpuasa syaitan tidak berpeluang menjadikan pembuluhan darah kita sebagai lebuhrayanya. Telinga dipuasakan dari mendengar yang haram, mulut dipuasakan dari mengeluarkan kata-kata yang jahat seperti mengumpat dan berbohong manakala mata pula dipuasakan dari melihat perkara yang dilarang atau diharamkan. Jika dilakukan dengan penuh ketaatan syaitan tidak langsung dapat peluang memeragkap kita di bulan ini. Tambahan pula dalam bulan ini dinukilkan bulan terbukanya pintu syurga dan ditutupkan pintu neraka.

Pendek kata dalam bulan ini, kita mesti menghisab diri dan mengawasi segala tindak laku kita supaya tidak mencemari amalan puasa. Nabi sentiasa mengingatkan kita supaya jangan menyamakan bulan ini dengan bulan-bulan lain. Mesti ada kelainannya kerana inilah keistimewaannya. Jika anggapan kita Ramadan sama dengan bulan-bulan lain, maka peruntukan pahala dan rahsia Ramadhan tidak akan kita perolehi dan kecapi kelazatannya sama sekali.

Setelah mempuasakan segala indera kita dari apa yang dilarang oleh Allah, kita digalakkan mengisi sepanjang Ramadhan dengan amalan-amalan sunat seperti membaca al-Quran, bersedekah, mengaji ilmu agama, sembahyang terawih dan sebagainya. Amalan di bulan puasa dibalas dengan gandaan pahala yang banyak.

Walaupun tidur orang puasa diberikan pahala, namun memperbanyakkan tidur di waktu siang tidaklah digalakkkan sebagaimana tidak digalakkan makan banyak pada waktu malamnya. Semasa berbuka memadalah dengan makanan yang sederhana. Janganlah melampaui batas dalam menyediakan makanan berbuka. Kita perlu mengingatkan diri kita tujuan puasa ialah untuk melawan godaan syaitan dan nafsu. Jika semasa berbuka kita penuhkan dengan pelbagai juadah, maka seolah-olah kita melayan semula kehendak syaitan dan nafsu. Bermakna tujuan puasa pada hari itu masih samar-samar dan tidak memberi kesan positif. Oleh sebab itu, Nabi saw pernah bersabda ramai orang berpuasa tidak dapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga.

Syaitan sangat suka sifat membazir malahan mereka yang membazir dikatakan kawan syaitan. Tradisi kebanyakan kita membeli juadah dan kuih-muih yang banyak untuk berbuka adalah membazir kerana semasa berbuka hanya sebahagian yang kita makan; selebihnya dibuang saja.

Akhirnya dapat dibuat kesimpulan bulan puasa adalah bulan bagi umat Islam membuat persiapan diri memperkuatkan benteng jasmani dan rohani melawan godaan syaitan dan nafsu. Jika kita dikalahkan oleh syaitan dalam bulan-bulan lain, dengan bantuan Allah insyallah kita akan menang kerana dapat mengalahkan syaitan pada bulan Ramadhan yang mubarak ini. Kemenangan ini seharusnya tidak dihadkan dalam bulan ini saja; ia perlu dihayati seterusnya pada bulan-bulan berikutnya. Ingatlah kita sedang menjalani kursus dan bengkel mujahadah sepanjang Ramadhan. Budaya sepanjang kursus/bengkel mestilah diteruskan pada bulan-bulan lain. Jika ini berjaya dilakukan barulah dikatakan objektif puasa ini mencapai matlamatnya. Sama-samalah kita lakukan semoga amalan kita diterima oleh Allah.

Jumaat, 14 September 2007

Sebuah Puisi...

PILIHKAN UNTUKKU

Aku hanya mengharap
Karena aku sadar …
Aku bukan Ali ra yang pantas mendampingi Fatima ra.
Aku hanya sama miskin dengan Ali ra.

Dia hanya mengharap Ali ra.
Sedang Aku ..
hanya pendosa…Ampunkanlah
Aku lemah…Kuatkanlah
Aku sering terjatuh….teguhkanlah

Jika dia untuk yang lain
Memang dia terlalu sempurna untukku
Relakan saja…Walau ada bekas dihati
Hanya harapan…

Karena dia hanya mengharap Ali ra.
Ya Allah, jadikanlah aku seperti Ali ra.
Miskin….tapi punya optimis
Miskin…. tapi tahu tanggung jawab
Miskin…Tapi Fatima ra. bisa bahagia disampingnya

Manusia semua miskin
Dan hanya Engkau Yang Maha Kaya

Anugerahkan dari kekayaan-Mu di hati
Aku sangat yakin….
Titipan-Mu adalah yang terbaik untukku.
Berikan ridho-Mu….

Mutsalats, 19 Mei 2007
Dicedok dari http://masmukhtar.blogspot.com

Khamis, 13 September 2007

Makna Logo


LAMBANG PSSCUH MALAYSIA terdiri daripada warna merah, biru tua, hijau, kuning, hitam dan putih. Pengertian simbol yang terdapat pada lambang berkenaan adalah seperti berikut:- • Bintang Pecah 21 kaedah pembelajaran Silat Cekak Hanafi mengandungi 21 buah untuk mempertahankan diri • Dua bilah Parang Lading bersilang senjata rasmi Silat Cekak Hanafi untuk pertahanan diri • Kalungan Padi menggambarkan amalan pengamal Silat Cekak Hanafi iaitu semakin berisi semakin tunduk. Ia juga menggambarkan silat ini berasal dari masyarakat petani di negeri Kedah Darul Aman. • Tulisan Ahmad Muhammad timbal balik (jawi) penekanan Silat Cekak Hanafi terhadap asuhan jasmani dah rohani di kalangan pengamalnya. • Sebilah Keris melambangkan kedaulatan raja-raja Melayu, bangsa Melayu serta negara Malaysia • Garis jalur melintang semangat cintakan negara

Demo Pesilat Cekak di Perak


Sekitar Majlis Ijazah

Seni Tari Silat


Menghayati Al-Quran

Penggerak Seni Silat Cekak Hanafi Sandakan

Penggerak Seni Silat Cekak Hanafi Sandakan
Siapa mereka ? Tak usahlah ditanya siapa mereka. Andaikata hajat di hati sudah terpaut datanglah bertandang ke kelas untuk mengenal siapa mereka. Mereka hanyalah manusia biasa tidak punyai apa-apa. Berjuang untuk satu matlamat. Apakah matlamat perjuangan tersebut maka jawapannya ada pada mereka... Hubungilah mereka...

Renungan Bersama